Share

Tadabbur Isti’adzah (4): Kapan Membaca Isti’adzah?

  • Januari 16, 2024

Dalam pembahasan sebelum-sebelumnya kita sudah sedikit mengetahui tentang bacaan isti’adzah mulai dari redaksi, hukum, dan keunikan atau rahasianya. Selanjutnya tahukah teman-teman? Saat membaca Al-Quran, apakah beristi’adzah itu sebelumnya atau sesudahnya? Mungkin bagi sebagian pembaca pertanyaan ini adalah pertanyaan konyol. Mana mungkin membaca isti’adzah setelah baca Quran, la wong umumnya orang di mana-mana kalau baca Quran pasti mendahuluinya dengan “a’udzubillahi minasysyaithanirrajim” kok! maka, di sinilah pembahasan ini akan saya paparkan secara singkat.

Pendapat Para Ulama

Menurut mayoritas ulama, membaca isti’ādzah itu sebelum membaca al-Quran, baik itu dalam salat atau di luar salat. Tetapi an-Nakha’iy rahimahullah menceritakan: membaca ta’awwudz itu setelah membaca al-Quran, berdasar makna tekstual ayat “fa idzā qara`ta al-Qur`ān”, secara tekstual ayat ini menunjukkan bahwa membaca isti’ādzah itu setelah membaca al-Quran. Imam Dawud rahimahullah dan salah satu riwayat Ibn Sirin rahimahullah juga berpendapat bahwa isti’ādzah itu setelah membaca al-Quran.

Adapun argumen mayoritas ulama adalah riwayat Abu Sa’id al-Khudriy radliyallah ‘anhu.

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‌إِذَا ‌قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ ‌بِاللَّيْلِ ‌كَبَّرَ، ثُمَّ يَقُولُ: «سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ»، ثُمَّ يَقُولُ: «اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا»، ثُمَّ يَقُولُ: «أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ العَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ

Artinya:

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan qiyāmullail maka beliau bertakbir kemudian membaca: subhānakallahumma wa bihamdika wa tabārokasmuka wa ta’āla jadduka wa lā ilāha ghoiruka. Kemudian beliau membaca lā ilāha illallah tiga kali. Kemudian membaca allahu akbar tiga kali, a’udzu billahis samī’il ‘alīmi minasy syaithānirrajīm min hamzihi wa nafkhihi wa naftsihi. Hamz artinya adalah bisikan, nafkh artinya kesombongan, dan nafts artinya syi’ir. HR. Abu Dawud.

Hadits tersebut menjadi dalil membaca ta’awwudz sebelum membaca al-Quran.

Dari keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa ternyata para ulama dulu berbeda pendapat dalam masalah kapan membaca isti’adzah atau ta’awwudz ya teman-teman. Ternyata ada yang membacanya di akhir, dalam arti setelah membaca ayat-ayat atau surah-surah dalam Al-Quran. Mungkin hal ini akan terdengar aneh bagi kebanyakan kalangan kita hari ini. Akan tetapi fenomena tersebut adalah sebuah fakta yang tak terbantahkan yang sudah terjadi dan terpahat dalam karya-karya mereka di masa keagungan Islam yang bisa bertahan hingga detik ini.

Wallahu a’lam.