الْحَمْدُ لِلّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّهِ الْحَمْدُ لِلّهِ. حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وُيُكَافِئُ مَزِيدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلى نَفْسِكَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ.
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدَهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلُوْهُ أَرْسَلَهُ اللّهُ إِلى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اللّهُمَّ صَل وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ . وَعَلى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَأُوْصِيْكُمْ أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ وَنَفْسِيْ الْمُذْنِبَةَ بِتَقْوَى اللّهِ تَعَالى، أَمَّا بَعْدُ …
Khuthbah Pertama
Hadirin jamaah Jumah yang berbahagia!
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah ta’ala. Sang Pencipta dengan terus menerus menjalankan perintahNya selama ada kemampuan dan meninggalkan laranganNya walau godaan menghadang. Setiap keluarga muslim harus memiliki visi dan misi yang jelas sesuai tuntunan yang telah Rasulullah sampaikan melalui Quran dan sunnah. Tanpa ada visi dan misi tersebut, tentu keluarga muslim tidak akan mencapai kepada sebuah kebesaran. Yang kemudian membentuk peradaban yang gemilang dan pada akhirnya juga tidak akan bisa selamat dari ancaman siksa neraka. Oleh sebab itu, salah satunya adalah dengan menanamkan kejujuran kepada keluarga.
Dalam at-Tahrim ayat 6 Allah ta’ala berfirman.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ. مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ
6. Hai orang-orang yang beriman. peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. Yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras. Dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka. dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Salah satu di antara usaha dalam upaya penyelamatan generasi adalah penanaman dan pembiasaan perilaku jujur. Al-Allamah Ibnu Syarif dalam kitab Hawasyi Syarh al-aqoid mengatakan bahwa jujur merupakan kesesuaian atau kesetaraan antara lahir dan batin. Baik di muka umum dan privasi, dengan tidak melakukan kedustaan atau kebohongan dalam setiap keadaan dan perbuatan. Kemudian senantiasa melandasi semua perbuatan dengan penuh keikhlasan.
Kejujuran merupakan karakter seorang mukmin sejati. Inilah yang oleh rasul panutan sepanjang zaman ajarkan kepada kita. Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan hamba-hambaNya yang beriman agar senantiasa bergaul dengan orang-orang jujur.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (at-Taubah: 119)
Jamaah Jumah yang berbahagia!
Melalui ayat ini, maka langkah nyata para pemimpin rumah tangga dan anggota-anggotanya adalah upaya dalam menyadarkan anak-anak dan anggota keluarga yang lain tentang pentingnya bergaul dengan orang-orang jujur dan hidup dalam lingkungan mereka.
Dengan bergaul dengan orang-orang jujur. Berarti keluarga kita akan hidup dalam suasana yang beraura dan berenergi positif. Dan pada akhirnya suasana ini – atas ijin Allah sebagaimana janjiNya – akan membimbing dan mengarahkan untuk selalu berperilaku seperti mereka. Sebab dalam lingkungan itu tidak ada cerminan lain selain bercermin dengan orang-orang baik.
Jadi, jika menginginkan generasi yang jujur. Maka kita harus mengarahkan mereka untuk bersama-sama orang jujur dan kemudian mengajak untuk meniru kejujuran mereka. Menanamkan kejujuran kepada keluarga adalah tugas kita bersama.
Dalam sebuah riwayat hadis dari Ibn Mas’ud dijelaskan bahwa kejujuran itu akan menunjukkan dan mendatangkan pada al-birr (kebaikan). Para ulama menjelaskan bahwa kebaikan di sini artinya adalah amal salih. Amal yang dilakukan dengan penuh keikhlasan yang tentunya tidak ada cela sedikitpun di dalamnya. Kemudian para ulama juga ada yang mengartikan bahwa kata al-birr itu menunjukkan arti seluruh kebaikan. Betapa hebatnya kekuatan kejujuran dalam sabda nabi ini. Dengan bermodalkan kejujuran berarti kita sedang menuai bermacam-macam kebaikan. Kebaikan yang tentunya semua orang akan sepakat untuk menerimanya dengan suka rela. Setelah hadirnya kebaikan-kebaikan karena sikap jujur, maka selanjutnya surga adalah balasan terbaik bagi sesiapa yang melakukan kebaikan-kebaikan itu.
Jika kita cermati secara seksama. Kebaikan-kebaikan atas perilaku jujur yang kita coba tanamkan kepada anak-anak dan keluarga ini. Kebermanfatannya tidak hanya berlaku untuk diri sendiri. (jika meminjam istilah para ahli ushul fikih adalah qoshir, terbatas pada individu). Tetapi nyatanya banyak gegara sikap jujur itu kemudian kebaikannya bisa dirasakan oleh orang-orang di sekitaran (muta’addi, melampaui diri).
Dengan kejujuran, sebuah sistem tatanan masyarakat menjadi teratur, harmoni, dan selaras. Tidak ada persekongkolan jahat, korupsi, penipuan, penggelapan, penyelundupan, dan ragam macam keburukan-keburukan lainnya.
Hadirin jamaah Jumah yang berbahagia!
Maka, betapa besarnya pengaruh jujur ini dalam sebuah tatanan sebuah masyarakat dan bangsa. Mungkin, dan jika memang boleh dipastikan. Kerusakan dan kemaksiatan yang berbuntut kemalangan yang sering menimpa diri anak-anak dan seluruh lapisan sebuah bangsa. Salah satu penyebabnya adalah pudarnya dan redupnya cahaya kejujuran. Dalam riwayat tersebut rasulullah kemudian menjelaskan yang artinya: “sungguh kebohongan akan mendatangkan pada kemaksiatan. Dan kemaksiatan akan mendatangkan pada siksa neraka”. Inilah mengapa penting untuk menanamkan kejujuran dalam keluarga.
Bahaya dusta
Betapa ketika seseorang telah melakukan satu kedustaan dan kebohongan, maka dia biasanya kemudian akan menutupinya itu dengan kebohongan yang kedua, ketiga, keempat dan begitu seterusnya. Jika kita tanyakan? Apakah kebohongan akibat kebohongan itu boleh kita anggap sebagai sebuah hal yang lumrah? Bisakah kebohongan dalam sebuah kebohongan seseorang yang sudah terjepit dalam suasana serba salah bisa meredakan dan menetralisir suasana tersebut dan menjadikan suasana kondusif dan membaik seperti sedia kala? Tentu tidak.
Kebohongan tetaplah kebohongan yang akan menimbulkan berbagai macam kemaksiatan atau keburukan semata. Oleh sebab itu, maka benarlah sabda rasulullah. Hadis memang segala sesuatu yang keluar dari beliau tidaklah lantaran bisikan hawa nafsu belaka, akan tetapi sebuah wahyu dari Allah jalla wa ‘ala.
Baca juga: amar makruf.
Untuk itu, kita sebagai orang tua dan para pemimpin rumah tangga harus memberikan teladan tentang kejujuran. Jangan sampai kita menganjurkan kejujuran pada anak-anak, namun kita sendiri tidak melakukannya. Dalam sebuah riwayat telah diceritakan dari Abdullah ibn Amir berkata:
“ibuku memanggilku dan pada saat itu rasulullah sedang berada di rumah kami. Ibuku berkata: kemarilah, aku akan memberimu sesuatu. Rasulullah bertanya kepada ibuku, apa yang akan engkau berikan kepadanya? Ibuku menjawab: aku akan memberinya buah kurma. Rasulullah pun bersabda: ingatlah, jika engkau tidak memberinya sesuatu, hal itu akan dicatatkan sebagai kedustaan bagimu”.
Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah!
Demikianlah khutbah Jumah yang bisa saya sampaikan. Semoga anak-anak kita dan anggota keluarga kita senantiasa membiasakan berbuat dan berkata jujur. Dengan kejujuran ini kita akan mendapatkan kebaikan dan surga Allah azza wa jalla. Amin ya rabbal alamin.
.أعوذ بالله من الشيطان الرجيم طَاعَةٞ وَقَوۡلٞ مَّعۡرُوفٞۚ فَإِذَا عَزَمَ ٱلۡأَمۡرُ فَلَوۡ صَدَقُواْ ٱللَّهَ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۡ
.أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ
Khuthbah Kedua, menanamkan kejujuran dalam keluarga
Pembuka
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَنْعَمَ عَلَى عِبَادِهِ بِمَا أَخْرَجَ لَهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ . وَأَدَّرَهُ عَلَيْهِمْ مِنْ أَصْنَافِ الْأَرْزَاقِ وَالْأَقْوَاتِ . وَأَحَلَّ لَهُمْ مِنْ ذَلِكَ مَا تَقُوْمُ بِهِ أَدْيَانُهُمْ وَأَبْدَانُهُمْ .وَحَرَّمَ عَلَيْهِمْ مَا يَكُوْنُ بِهِ ضَرَرٌ فِي أَبْدَانِهِمْ وَعُقُوْلِهِمْ وَأَدْيَانِهِمْ وَالْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا وَوَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَحُكْمًا، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْبَشِيْرُ النَّذِيْرُ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَعَلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إَلى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ أَيُّهَا النَّاسُ: اتَّقُوْا اللهَ تَعَالى وَاسْتَغْنَوْا بِمَا أَبَاحَ لَكُمْ مِنَ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ عَمَّا حَرَّمَهُ عَلَيْكُمْ، وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا .اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا .
doa Khuthbah ke-2
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ .اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ .اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى .رَبنا أَدْخِلْنا مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنا مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لنا مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا .
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا. وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا .رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ .وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَخْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. .فَاذْكُرُوْا اللَهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.