Share

Peristiwa-peristiwa Penting di Bulan Ramadan: Tanggal 1 Ramadan

  • Maret 12, 2024

Bulan Ramadan adalah bulan yang luar biasa dan begitu istimewa bagi umat Islam. Salah satu keistimewaan yang akan saya tuliskan dalam artikel ini adalah peristiwa-peristiwa penting sepanjang sejarah yang terjadi, mulai tanggal 1 hingga 30 Ramadan. Namun saya akan menyajikannya dalam bentuk satu artikel satu hari secara berurutan. Jadi mulai dari tanggal satu dan seterusnya, insyaallah. Tujuan artikel ini saya ketengahkan adalah untuk menambah wawasan kepada kita atas segala peristiwa dan kemudian menjadikannya sebagai pelajaran.

Puasa Ramadan yang pertama

Hari Ahad, 1 Ramadan tahun kedua Hijriyah, bertepatan dengan 26 November 624 M, adalah Ramadan pertama kaum muslimin berpuasa. Ada yang berpendapat: kewajiban puasa Ramadan diumumkan oleh nabi pada hari Senin, 1 Sya’ban 2 H. Ibnu Jarir dalam kitab Jami’ul Bayan juz 3 halaman 312 berkata, pada tahun ini puasa bulan Ramadan diwajibkan. ada yang berpendapat: puasa Ramadan disampaikan kewajibannya pada bulan Sya’ban tahun yang sama. Kemudian dikisahkan bahwa ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tiba di kota Madinah beliau menjumpai kaum Yahudi berpuasa pada bulan Asyura beliau menanyakan hal itu kepada mereka, mereka menjawab, ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan bala tentara Firaun. Beliau bersabda, Kami lebih berhak atas Musa daripada kalian. Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa. Hadis ini disebutkan di dalam kedua Kitab Shahih dari Ibnu Abbas.

Ibnu jarir berkata, di tahun ini orang-orang diperintahkan untuk menunaikan zakat fitrah. Ada yang berpendapat: bahwasanya Rasulullah berkhotbah di hadapan orang-orang satu hari atau dua hari sebelum hari raya Idul Fitri, dan memerintahkan mereka untuk menunaikan zakat fitrah itu. Ibnu Jarir menambahkan, pada tahun ini Nabi melaksanakan salat Ied, beliau keluar bersama orang-orang menuju tempat salat. Itulah salat Ied pertama yang beliau laksanakan. Orang keluar di hadapan beliau yang membawa bayonet. Itu milik Zubair yang dihadiahkan raja Najasyi kepadanya. Dan selanjutnya bayonet itu biasa dibawa di hadapan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pada pelaksanaan salat mayit. Jami’ul Bayan jilid 3, halaman 314.

Turunnya suhuf atau lembaran Ibrahim ‘alaihissalam

Berita paling kuno yang sampai kepada kita tentang bulan Ramadan adalah bahwa kitab-kitab Samawi ternama yaitu suhuf Ibrahim, Taurat, Zabur, dan Injil diturunkan pada bulan ini. Sebagaimana Al-Qur`an mulai diturunkan pada bulan Ramadan Tepatnya malam lailatul qadar kemudian diturunkan secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Di dalam kitab al -Mu’jam al-Khabir, Tabrani meriwayatkan dari Waillah bin Asqa` radiallahu anhu, ia berkata, Rasulullah bersabda:

Suhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadan, Taurat diturunkan pada hari ke-6 bulan Ramadan, Injil diturunkan pada hari ke-13 bulan Ramadan, Zabur diturunkan pada hari ke-18 bulan Ramadan, sedangkan Al-Qur`an diturunkan pada malam ke-24 bulan Ramadan, yakni malam 25 bulan Ramadan. Suhuf Ibrahim khalilurrahman alaihissalam telah diisyaratkan secara terang-terangan di dalam firman Allah QS. Al-A’la ayat 16-19.

Ada yang berpendapat: suhuf Ibrahim berjumlah 20. Ada yang berpendapat jumlahnya 30. Meskipun kita tidak bisa memastikan kitab Allah yang pertama kali turun dari langit kepada para nabi, melainkan berdasarkan pengetahuan yang kita peroleh kita bisa melihat suhuf Ibrahim sebagai teks langit tertulis yang paling kuno. Suhuf ini telah musnah tanpa menyisakan bekas apapun, kecuali sebagian kecil yang disebutkan di dalam Al-Qur`an yaitu ayat-ayat tersebut di atas, dan di dalam beberapa hadis dhaif, misalnya hadis Abu Dzar al-Ghifari, ia berkata, Aku duduk menghadap Rasulullah shallallahu ‘slaihi wasallam. Aku bertanya: Wahai Rasulullah Seperti apakah suhuf Ibrahim ‘alaihissalam? Beliau menjawab, Semuanya adalah perumpamaan. Di antara isinya, seorang pelaku Amal, selama akalnya belum tertutup, mesti memiliki jenak-jenak waktu: Satu waktu untuk bermunajat kepada Allah, satu waktu untuk intropeksi dirinya, satu waktu untuk memikirkan ciptaan Allah bahwa satu waktu untuk memenuhi kebutuhan dirinya seperti makan dan minum. (Hilyatul Aulia, Abu Nuaim al-Ashbihani, Halaman 33).

Kebakaran menakutkan di Masjid Nabawi

Diantara peristiwa pada tanggal 1 Ramadan adalah tragedi menakutkan yang terjadi di bagian bumi termulia. Ibnu Iman, di dalam kitab Syadzarat ad-Dzahab jilid 3 halaman 263, berkata, pada tahun 654 H terjadi kebakaran di Masjid Nabawi tepatnya pada malam pertama bulan Ramadan setelah salat tarawih disebabkan oleh terbakarnya kasur milik Abu Bakar al-Maraghi, salah seorang pelayan masjid. Kebakaran itu bermula dari jatuhnya sampah dari tangan Abu Bakar yakni, jatuhnya sumbu pelita yang sedang menyala sehingga menyebabkan ledakan kebakaran besar di masjid mulia. Api membakar seluruh atap masjid. Tiang roboh dan timah meleleh. Ini terjadi sebelum orang-orang tidur.

Orang-orang tidak bisa berbuat apapun menghadapi lidah api yang membakar, hingga atap kamar Nabi yang mulia, padahal di dalamnya ada makam Nabi dan makam dua sahabat beliau, Abu Bakar dan Umar. Kebakaran juga membakar sebagian isi kamar. Sangat wajar bila peristiwa semacam ini menyebabkan rasa takut dan gentar di hati kamu muslimin, melihat masjid mulia dan tempat suci tertimpa bencana dan musibah.

Berkat karunia Allah, sejumlah khalifah dan Pemimpin kaum muslimin tergerak untuk memakmurkan Masjid Nabawi. Sebut saja Khalifah al-Muktasim Billah dari Baghdad yang mengirimkan bantuan dan para pekerja. Proyek perbaikan masjid Nabawi dimulai tahun 755 H. Kemudian sangat disayangkan Tartar menguasai kota Baghdad. Maka, para khalifah kaum muslimin ketika itu berlomba-lomba membangun masjid Nabawi, mereka adalah: penguasa Mesir, al-Mansur Nuruddin Ali bin al-Muiz Ibik ash-Shalihi, penguasa Yaman, Mudhofar Syamsudin Yusuf bin al-Mansur, penguasa Mesir az-Zahir Beibras, Zahir Jamqamiq, dan sultan Qayit Bei. Ini terjadi sekitar tahun 879 H, dan proyek pembangunan masjid selesai pada akhir abad 9 H.

Pernikahan Rasulullah dengan Zainab binti Khuzaimah

Diantara peristiwa yang terjadi pada tanggal 1 Ramadan adalah yang tercantum di dalam kitab ats-Tsiqat, 1/220, dalam tahap peristiwa-peristiwa tahun 3 H. Ibnu Hibban berkata, Pada tahun ini Rasulullah menikah dengan Zainab binti Khuzaimah dari bani Hilal. Zainab biasa dipanggil Ummul Masakin. Rasulullah menggaulinya setelah menikahinya pada hari pertama bulan Ramadan. Sebelumnya ia adalah istri atau ath-Thufail bin al-Harits, lalu Thufail menceraikannya, kemudian Ubaidah bin al-Harits menikahi Zainab (Ath-Thabaqat al-Kubra, 8/115). Namun Ubaidah terbunuh sebagai syahid pada pertempuran Badar. Selanjutnya Rasulullah menikahinya.

Zainab menyerahkan urusan dirinya kepada rasul ketika beliau datang melamarnya. Kemudian beliau menikahinya, mempersaksikan pernikahan itu dan memberinya mahar sebesar 12 auqiyah di mana satu auqiyah itu adalah 40 dirham yang sama dengan 119 gram perak. Zainal tinggal bersama beliau selama 8 bulan, ia meninggal pada akhir bulan Rabiul Akhir. Rasulullah mensalatkannya dan menguburnya di Baqi. Ketika meninggal Zainab berusia berusia 30 tahun.

Salat Istisqa bersama kaum muslimin

Diantara Peristiwa hari pertama bulan Ramadan seperti dituturkan oleh Ibnu Hibban dalam ats-Tsiqat, 1/ 286, masyarakat Madinah mengalami kekeringan yang sangat hebat pada hari pertama bulan Ramadan lalu Rasulullah keluar untuk mendirikan salat Istisqa bersama mereka. Beliau salat dua rakaat dan mengeraskan bacaan, Kemudian beliau menghadap kiblat dan mengubah posisi selendangnya.
Di dalam kitabnya, al-Masail, Imam Ahmad menjelaskan bahwa bencana kekeringan itu terjadi pada tahun 6 H.

Penaklukan Islam merambah Mesir

Pada tanggal 1 Ramadan tahun 20 H, bertepatan dengan 13 Agustus 641 M, pada masa Amirul Mukminin Umar Bin Khattab, penaklukan Islam masuk ke Mesir di bawah Komando panglima besar Amr Bin Ash. demikian Mesir menjadi negara Islam.

Dimulainya penaklukan Andalusia

Pada tanggal 1 Ramadan tahun 91 H, bertepatan dengan tahun 710 M, kaum muslimin di bawah komando Tharif bin Malik al-Barbari mendarat di pantai selatan negeri Andalusia Spanyol. Mereka menyerang beberapa wilayah pinggir selatan dan memulai misi menaklukkan Andalusia. Sebelumnya Musa bin Nushair telah mengutus Tharif bin Malik untuk membuka jalan bagi penyerangan Andalusia.

Pada saat yang sama Musa bin nushair menulis surat kepada khalifah guna meminta izin untuk memperluas daerah penaklukan, sehingga mencakup negeri Andalusia. Al-Walid Bin Abdul Malik membalas suratnya dan mengatakan, kirim ekspedisi terlebih dulu ke sana, agar kamu melihat dan mencari informasi tentang kondisi wilayahnya. Jangan kamu tenggelamkan kaum muslimin di laut penuh bahaya. Musa kembali mengirim surat guna menjelaskan kepada Khalifah bahwa ia bukan laut dalam, melainkan teluk yang mana seseorang bisa melihat daratan di seberangnya. Al Walid mengirim surat balasan, menyatakan bahwa mengujinya dengan mengirim ekspedisi sebelum masuk dan menyerangnya.

Maka, Musa mengirim satu orang dari Barbar bernama Tharif, bersama 100 penunggang kuda dan 400 pejalan kaki. Mereka menyeberang lautan menggunakan empat buah kapal, dengan bantuan Yulian. Tharif memasuki Andalusia pada bulan Ramadan tahun 91 H. Ia terus berlayar hingga di sebuah pantai di Andalusia, sejajar dengan Tangier, Maroko. Wilayah itu sekarang dikenal dengan nama pulau Tharif, diberi nama dengan namanya karena ia singgah di sana. Selanjutnya Tharif melakukan beberapa serangan cepat ke daerah pesisir dan mendapatkan harta rampasan yang banyak. Tharif kembali dengan selamat dan membawa harta rampasan. Keberhasilan ini menjadi motivasi bagi Musa bin Nushair untuk menaklukkan seluruh Andalusia.

Setelah kepulangan ekspedisi tersebut, Musa mempercayakan tugas penting penaklukan kepada Thariq Bin Ziyad. Thoriq menyeberangi laut bersama 7000 kaum muslimin mayoritas mereka berasal dari Barbar. Riwayat menyebutkan bahwa ketika Thariq berada di tengah laut ia tertidur dan bermimpi melihat Nabi berikut kaum Muhajirin dan Anshar di sekeliling beliau, mereka menyandang pedang dan bersandar pada sesuatu yang keras. Rasulullah bersabda kepadanya, Thoriq, majulah meneruskan urusanmu! Rasulullah memandang ke arah beliau dan para sahabatnya yang telah maju di di hadapan nabi memasuki Andalusia. Thariq bangun dari tidurnya dengan perasaan gembira. Ia sampaikan kabar gembira ini kepada teman-temannya, dan mereka tidak menyangsikan datangnya kemenangan.

Kapal-kapal berlabuh di sebuah gunung yang sampai sekarang dikenal Jabal Thoriq atau Giblartar. ini terjadi pada bulan Rajab tahun 92 H. Begitu turun, Thoriq menaklukkan pulau hijau tersebut dan pulau-pulau lainnya. Rouderic raja Andalusia mendengar kedatangan kaum muslimin di bumi Andalus, ia menganggap sebagai ancaman besar. Sebelumnya meraih banyak kemenangan dalam berbagai peperangan yang dijalaninya, ia lalu menghimpun pasukan besar, mencapai 100.000 tentara.

Tharik menulis surat kepada Musa untuk meminta bantuan pasukan, juga menggambarkan apa yang telah Allah taklukkan untuknya, dan bahwa raja Andalusia telah bergerak ke arahnya bersama bala tentara yang tidak sanggup dihadapi. Maka Musa mengirim bantuan sebesar 5000 tentara, sebagian besar mereka dari bangsa Arab. Dengan demikian total pasukan kaum muslimin 12.000 tentara. Bersama mereka ada Yulian yang menunjukkan titik-titik lemah wilayah tersebut dan mencari informasi untuk mereka.

Akhirnya Roderic bersama pasukan Datang. Kedua pasukan bertemu di sungai bernama Guadalete, pada hari Ahad 2 malam berlalu dari bulan Ramadan tahun 92 H. Pertempuran berlangsung selama 8 hari. Yulian dan anak buahnya membelot dari Roderic Seraya berkata, sesungguhnya bangsa Arab datang hanya untuk mengalahkan roderick saja. Jika hari ini kalian membangkang dari roderic maka selanjutnya Andalusia murni milik kalian.

Kata-kata ini sangat memberi pengaruh besar bagi pasukan Roderic, sehingga sistem pasukan menjadi kacau dan banyak tentara yang melarikan diri. Kekuatan Roderic turun drastis ketika melihat pasukannya melarikan diri atau bergabung dengan kaum muslimin. Thariq menyerang dan menebasnya dengan pedang hingga membunuhnya. Ada yang mengatakan: Thariq hanya melukai Roderic, kemudian menyeburkan diri ke lembah Guadalete hingga tenggelam. Allah menundukkan Roderic bersama pasukannya dan menetapkan kemenangan bagi kaum muslimin. Setelah pertempuran ini Thoriq memperluas penaklukan. Ia mengarah ke kota-kota utama di Andalus ia berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona, Sevilla, dan Ecija. Thoriq terus melanjutkan perjalanannya hingga mencapai ibukota Andalus, Toledo, dan berhasil menaklukkannya. Pada saat yang sama datang surat dari musafir berisi perintah kepadanya untuk menghentikan ekspansi.

Musa masuk ke andalus pada bulan Ramadan tahun 93 H, bersama pasukan besar berjumlah 18.000 personil. Musa menaklukkan kota-kota yang belum ditaklukan oleh Thoriq, seperti Sedonia, Karmona, Sevilla dan Merida.

Sumber bacaan:
Peristiwa-peristiwa Penting di Bulan Ramadhan, Dr. Abdurrahman al-Baghdadi