Bulan Oktober tahun 2023, tepatnya hari Sabtu tanggal 7 dunia dikagetkan dengan serangan Badai al-Aqsha. Inilah serangan yang tak masuk akal sehingga membuat para petinggi Zionis ketar-ketir dan semakin takut menghadapi singa-singa Palestina. Kemenangan besar ini menjadi pembuktian para pejuang Palestina bahwa Zionis sebenarnya adalah sekumpulan pecundang dan pengecut. Inilah kemenangan sejati yang patut kita pelajari.
Sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), menyerbu “para perampok” tanah Palestina dengan sangat gagah berani. Gerakan ini mengumumkan pertempuran melalui komandan militernya, Abu Kholid al-Dhaif yang mendefinisikan tujuan pertempuran badai al-Aqsha untuk menyelamatkan Masjid Al Aqsa yang diberkahi dari ancaman yudaisasi, pemisahan, dan pembongkaran, serta untuk membebaskan pada tahanan Palestina di penjara pendudukan yang menjijikkan.
Para pahlawan yang masuk ke dalam kaum Yahudi ini tak akan mampu berdiri kokoh dan meraih kemenangan tanpa persiapan keimanan dan psikologis yang matang. Mereka adalah terjemahan praktis dari arahan Imam Hasan al-banna, dan yang dalam salah satu risalahnya mengatakan kepada para pemuda, “Medan perang pertamamu adalah dirimu sendiri. Jika kamu mampu mengalahkannya kamu akan lebih kuat melawan hal lain. Namun, jika kamu gagal memeranginya, kamu akan lebih tidak berdaya memerangi selainnya. Maka cobalah bertarung dengan dirimu terlebih dahulu”.
Pendidikan keimanan merupakan awal Medan pendidikan jiwa, karena Ia merupakan penggerak segala kebaikan dan penggerak segala kematangan. Maka betapa butuhnya jiwa kepada bantuan yang menguatkannya dan bekal yang menyucikannya. Bekal terpenting bagi seorang Mujahid untuk mencapai kesempurnaan iman adalah bertakwa kepada Allah memohon pertolongan kepadanya, berlindung kepadanya, dan berpegang teguh pada talinya.
Yang mengagetkan para pengamat adalah, adanya Batalyon khusus dari Brigade alkosam yang disebut batallien hufas, yang hanya dapat diikuti oleh mereka yang memenuhi banyak kriteria, yang paling utama adalah hewan Alquran. Keimanan yang kokoh ini membuat mereka yakin akan kemenangan nyata dan kemenangan dekat titik Bagaimana tidak, sedangkan mereka membaca firman Allah ta’ala:
قُلۡ هَلۡ تَرَبَّصُونَ بِنَآ إِلَّآ إِحۡدَى ٱلۡحُسۡنَيَيۡنِۖ
Katakanlah: “tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan. (Q.S. At-Taubah: 52)
Brigade al-Qassam mengabdikan diri untuk mempersiapkan peralatan, dilakukan dalam berbagai bentuk: pelatih tingkat tinggi untuk mujahidin, mendirikan Akademi Militer yang meluluskan para pemimpin khusus, menciptakan militer lokal efektif yang menghasilkan kelayakan untuk berperang di darat, laut, dan udara, mengimbangi teknologi modern, media moral militer profesional, kesadaran keamanan yang unggul, dan jenis kekuatan lain yang diperlukan untuk sukses dalam konfrontasi lapangan. Setelah mengerahkan sebab-sebab kekuatan, kita temukan mereka berpegang teguh kepada Rabb pemegang sebab-sebab, mereka bersandar kepadanya. Kemenangan datang dari Allah adalah keyakinan yang kokoh, sedang perlunya persiapan adalah kewajiban orang beriman secara akidah yang kokoh.
Keberhasilan di medan perang memerlukan, selain mempersiapkan para mujahidin secara iman, fisik, dan seni. Juga mempersiapkan lingkungan inkubator mujahidin. Apa yang kita saksikan dari ketabahan, ketegaran dan ketundukan warga Gaza terhadap perintah Allah ta’ala adalah faktor utama ketabahan dan kemenangan mujahidin serta penyesalan musuh mereka. Seolah-olah mereka mewujudkan puisi penyair yang Syahid pertemukan Abdurrahim Makmur, yang menyatakan: “Aku akan membawa jiwaku ke atas terlihatku dan melebarkannya ke dalam jurang kehancuran. Entah kehidupan yang menyenangkan teman atau kematian yang membuat marah musuh.”
Ini adalah pesan yang ditujukan kepada mereka yang bekerja di bidang dakwah dan pendidikan yang dipercaya untuk membimbing masyarakat dan mendidiknya pada makna-makna besar ini. Wahai para dai di manapun! Laksanakan Tugas anda di masyarakat Anda seraya menyuruh kepada yang makruh dan melarang dari yang mungkar agar masyarakat ini menjadi inkubator yang cocok untuk meluluskan para Mujahidin. Dan merangkul mereka agar umat Islam dapat berjalan di atas jalan Allah yang lurus dan manhajnya yang lurus agar bisa mengembalikan kejayaan dan kemuliaan umat.
Mujahidin di Gaza membuktikan tanpa ragu lagi kebohongan tentara yang tak terkalahkan. Meskipun jumlah dan peralatan mereka kecil dibandingkan dengan kekuatan musuh, mereka mampu mematahkan kehormatan mereka dan membuang muka mereka ke tanah. Itulah tentara yang dulunya membanggakan kemenangan di atas tentara Arab pada Tahun 1948 dan 1967. Ini pesan penting bagi para pemimpin negara Arab dan Islam bahwa entitas ini rapuh dan seperti gelembung yang berongga dan membesar. Jika engkau mendekat dan menghadapinya, maka ia akan meledak dengan cepat. Tampaknya Ia adalah seekor macan pemangsa namun kenyataannya ia hanyalah seekor macan kertas. Mujahidin telah membuktikan, seperti yang dikatakan Tamim Barghutsi bahwa membebaskan semua hal itu adalah mungkin dan pembebasan semuanya telah dimulai.
Tentara Arab dan Islam mampu jika pemimpinnya mau mengalahkan tentara ini dan para pendukungnya. Namun kemudian ini diberikan oleh Allah hanya kepada para pemimpin Rabbani dari para hambanya. Maka, selamat kepada orang yang ditetapkan padanya kemuliaan ini. Hendaklah semua tahu bahwa kekuatan Tirani pada umat kita yang berada di dada rakyatnya, adalah hambatan terjal di hadapan di depan kebangkitan masa untuk menaklukkan penjajah.
Pertempuran ini telah menyingkap kebutaan dari mata orang-orang yang tidak sadar akan realitas entitas perampas ini. Dan telah menjatuhkan daun ara terakhir dari pondasinya, sehingga ia muncul di hadapan seluruh dunia karena faktanya yang memalukan, dan menumbangkan pepatah bahwa entitas ini adalah contoh negara demokratis di Timur Tengah. Pencapaian militernya nihil setelah gagal mengalahkan Mujahidin, kecuali pembantaian kecil terhadap warga sipil tak bersenjata, mengabaikan semua hukum internasional dan undang-undang yang mengkriminalisasi tindakan tersebut. Allah menjelaskan kepada kita kerusakan keyakinan mereka terhadap orang-orang non Yahudi Allah berfirman Ali Imran ayat 75 yang artinya:
Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: “tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.
Faktanya, entitas ini tidak memiliki nilai sama sekali, bahkan terhadap para tahanannya yang ditahan oleh perlawanan Karena Mereka mencoba berkali-kali mengebom tempat-tempat yang mereka pikir ada. Sementara di sisi lain kita mendapati mujahidin memenuhii firman Allah ta’ala dalam memperlakukan tawanan al-Insan ayat 8-9 yang artinya:
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
Setelah tanggal 7 Oktober, negara-negara barat bergegas membantu anak didik mereka Israel. Mereka memobilisasi kekuatan dan memasok pendudukkan dengan harta, peralatan, ahli, dan tentara bayaran titik ini adalah pesan kepada umat Islam bangsa-bangsa dan para penguasa, bahwasanya sebagaimana firman Allah al-Jatsiyah ayat 19 yang artinya:
Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari siksaan Allah. Dan Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa.
Sesungguhnya kemenangan atas mereka hanya akan terjadi sebagaimana firman Allah dalam al-Maidah ayat 51:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ ٱلۡيَهُودَ وَٱلنَّصَٰرَىٰٓ أَوۡلِيَآءَۘ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمۡ فَإِنَّهُۥ مِنۡهُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
Sesungguhnya kewajiban bagi orang-orang beriman menaati firman Allah ta’ala surah at-Taubah ayat 36:
وَقَٰتِلُواْ ٱلۡمُشۡرِكِينَ كَآفَّةٗ كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمۡ كَآفَّةٗۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُتَّقِينَ
“Perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”
Maka Allah memerintahkan kita untuk memerangi mereka semua sebagaimana mereka memerangi kita semua. Betapa indahnya sabda Nabi Muhammad, “Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan demam.”
Mungkin pesan ini adalah salah satu pesan yang paling penting di lapangan. Karena pertempuran Badai al-Aqsa mengembalikan isu Palestina ke tempat yang semestinya sebagaimana isu umat yang sentral dan krusial. Sehingga membangun kelalaian orang-orang yang lalai lalu menghasilkan sebuah gerakan kerakyatan yang efektif di sebagian besar negara-negara di dunia Islam.
Bahkan Palestina menjadi isu kemanusiaan pertama dan menjadi perhatian dunia barat. Dan lebih jauh lagi ketika beberapa negara Amerika Latin memutus hubungan diplomatik mereka dengan entitas Zionis. Dan roda normalisasi yang menjanjikan di dunia Arab mengalami stagnasi. Dan kita berharap ini akan menjadi langkah mendasar untuk mengakhiri normalisasi sepenuhnya.